Minyak naik 3,2% setelah Departemen Tenaga Kerja mengungkapkan aplikasi pengajuan tunjangan pengangguran turun 34.000 menjadi 407.000 dipekan yang berakhir pada 20 November. Kontrak berjangka tersebut secara singkat mengupas kenaikan setelah Departemen Energi melaporkan adanya kenaikan persediaan AS secara tak terduga pekan lalu.
"Cahaya optimisme ekonomi membawa minyak ke level yang lebih tinggi. Orang-orang kembali lagi membelanjakan uang mereka, hal ini tentunya pertanda baik dan klaim pengangguran berada pada tingkat terendah dalam beberapa tahun. Tanda-tanda harapan inilah yang memicu prospek kenaikan permintaan energi." kata Phil Flynn, seorang analis dan pelaku perdagangan di investment adviser PFGBest yang berbasis di Chicago.
Minyak mentah untuk pengiriman Januari naik US$2,61 menjadi US$83,86 per barel di New York Mercantile Exchange, yang merupakan pengiriman tertinggi sejak 15 November dan kenaikan terbesar sejak 22 juli. Kontrak berjangka turun 5,4% sejak mencapai level US$88,63 dalam satu hari perdagangan pada 11 November, yang merupakan level tertingginya dalam dua tahun.
Minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman naik US$2,59 atau 3,1% mengakhiri sesi di level US$85,84 per barel di ICE Futures Europe exchange berbasis di London.
Belanja konsumen beranjak naik pada bulan Oktober untuk bulan kelimanya seiring
rebound dalam pendapatan mengangkat bagian terbesar dari perekonomian AS pada awal kuartal terakhir tahun 2010, menurut angka-angka yang diperlihatkan oleh Departemen Perdagangan hari ini sedangkan pendapatan naik 0,5%.
"Belanja konsumen naik dan klaim pengangguran turun, hal ini membuat orang merasa lebih baik perihal perekonomian. Bagi pasar, ini adalah kegembiraan menjelang Natal," ujar Michael Lynch, presiden Strategic Energy & Economic Research di Winchester, Massachusetts.
Indeks S&P 500 beranjak naik 1,4% menjadi 1.196,73 pada pukul 3:34 waktu setempat. Sementara, Dow Jones Industrial Average naik 1,3% menjadi 11.175,97.
Persediaan minyak mentah naik 1,03 juta barel menjadi 358,6 juta pada pekan yang berakhir 19 November, menurut laporan Departemen Energi. Rata-rata 16 analis di Bloomberg News survey memprediksi terjadinya penurunan 2 juta barel. Persediaan merosot 10,6 juta barel dalam dua pekan yang berakhir 12 November. (t06/ln)
0 comments:
Posting Komentar
Bagi sobat-sobat silahkan comment disini, Insya Allah saya comment balik di blog anda.Blog ini Blog Do Follow,Trims atas kerja samanya