Kamis, 04 November 2010

4 Bahaya di Mall dan Cara Menghindarinya

Siap menerjang kerumunan orang saat musim diskon di mal? Pertama, belajarlah cara menjaga anak Anda tetap aman selama Anda berbelanja.

Anda tidak akan pernah membiarkan anak di dalam mobil tanpa sabuk pengaman, tapi bagaimana ketika di dalam kereta belanja? Anda selalu menggandeng tangannya saat menyeberang jalan, tapi seberapa sering Anda meraih tangannya saat naik eskalator di mal? Berbicara tentang keamanan anak, kita mudah cemas menghadapi ancaman-ancaman yang besar dan nyata, seperti kecelakaan mobil, penarikan mainan, dan alat-alat berbahaya di taman bermain.
Alasannya jelas, semuanya sering bertanggung jawab atas kecelakaan yang menimpa banyak anak. Namun jalan-jalan di mal bisa berisiko mengakibatkan cedera parah saat perhatian orang tua kerap terpecah sementara anak-anak penasaran melihat lift, eskalator, serta barang-barang pajangan. Kami bertanya kepada ahli bagaimana cara mengendalikan empat area berbahaya ketika Anda dan si kecil pergi ke mal.

Inilah 4 Bahaya di Mall dan Cara Menghindarinya

Pajangan di Toko

Pajangan yang menjulang tinggi, seperti di toko-toko perkakas, bisa menjadi ancaman. Tapi pajangan yang relatif pendek juga bisa berbahaya. Jennifer Keller dari Mesa, Arizona, mengalami hal itu ketika dia dan temannya ke toko kacamata. Rupanya, rak pajangan di sana hanya terbuat dari tiang-tiang renggang dipenuhi beban kacamata. “Putra teman saya bersandar ke salah satu rak dan rak itu jatuh,” katanya. “Kacamata menimpa kakinya dan dia menjerit sangat keras.” Untung, putranya tidak mengalami cedera serius.
Strategi keamanan:

* Bermain aman. Jangan biarkan anak Anda menyentuh barang yang dipajang. “Tidak semua toko mengamankan manekin dan pajangan mereka,” kata Denise Dowd, MD, kepala pencegahan cedera di Children’s Mercy Hospitals and Clinics, Kansas City, Missouri. “Ini berarti benda-benda itu mudah rubuh.”

* Cegah keinginan mengeksplorasi. Anak Anda mungkin berpikir bahwa merangkak di bawah pajangan atau rak pakaian itu menyenangkan, tapi dia bisa tidak sengaja menariknya sehingga semua benda jatuh menimpa dia. Dan, jangan biarkan dia mencoba meraih sesuatu di atas konter dan kepalanya mendongak, karena dia bisa terpentok atau mejanya terguling.

Eskalator


Anak-anak yang masih kecil kerap takut terhadap eskalator, dan itu wajar saja: Sekitar dua ribu anak-anak, kebanyakan balita, cedera akibat eskalator setiap tahunnya. Kebanyakan disebabkan oleh jatuh, dan sisanya karena tangan, kaki, atau pakaian anak terperangkap di bagian eskalator yang bergerak. Sementara sebagian luka tergolong kecil, misalnya tergores dan memar karena jatuh, cedera yang disebabkan terperangkap bisa merusak kaki anak, bahkan memerlukan amputasi.
Strategi keamanan:

* Pegang tangan anak Anda agar bisa menuntunnya naik dan turun dari eskalator, dan pastikan jari-jarinya tidak menyentuh pegangan eskalator.

* Katakan kepada anak untuk diam dan menatap ke depan. Jika dia duduk di tangga, jari-jari dan kakinya akan berada lebih dekat dengan bagian eskalator yang berputar.

* Punya stroller? Gunakan lift. “Hanya dua roda yang bisa muat di satu tangga,” kata Karen Sheehan, MD, direktur medis di Injury Prevention and Research Center di Children’s Memorial Hospital, Chicago. “Jika ada orang di atas atau di bawah menabrak Anda, Anda akan mudah kehilangan kendali terhadap stroller.” Bila Anda harus naik eskalator, minta bantuan seseorang untuk menaikkan stroller dan menahannya selama eskalator bergerak.

* Periksa pakaian anak Anda. Pastikan tali sepatunya terikat kencang, dan jangan biarkan dia menyeret mantel atau syal di lantai. Apabila pakaian yang longgar tersangkut di eskalator, dia bisa ikut tertarik. Bila anak Anda terperangkap, tekan tombol emergency stop (biasanya ada di atas atau di bawah eskalator) atau berserulah kepada seseorang untuk melakukannya apabila Anda tidak berada di dekat tombol tersebut.

Kereta Belanja


Membiarkan anak di dalam kereta belanja terlihat praktis, bukan berbahaya. Tapi, menurut American Academy of Pediatrics, kecelakaan yang terjadi sehubungan dengan kereta belanja mengakibatkan hampir 21 ribu anak balita masuk ke UGD setiap tahun, kebanyakan cedera kepala dan leher. Sebagian masalah terletak pada rancangan kereta belanja yang tidak seimbang. “Kereta itu berat dan lebar di bagian pegangan dan menjadi lebih ringan seiring dengan menyempitnya keranjang,” kata Dr. Sheehan. “Bila anak Anda berdiri di atas kereta belanja atau bertengger di sisi ataupun di bagian belakang kereta, dia bisa mudah tergelincir.”
Strategi keamanan:

* Biarkan anak di luar kereta. Ikat dia di kursi yang bisa dilipat di dalam kereta belanja (pastikan sabuk pengamannya berfungsi). Apabila ada, lebih baik pilih kereta belanja yang bisa mendudukkan anak di depan dan posisinya cukup rendah. Sebagian kereta dirancang seperti mobil atau truk sehingga pembelanja kecil kita akan dengan senang hati duduk diam. Bila anak Anda terjatuh, setidaknya dia tidak akan mengalami cedera serius.

* Jangan izinkan anak Anda bertengger di tepi atau di bagian belakang kereta. Membiarkan anak mendorong kereta belanja juga bisa mengarah ke kecelakaan.

* Jangan tempatkan baby carrier di atas kereta belanja. Berat carrier bisa membuat kereta terjungkal.
* Selalu berada di posisi yang bisa menjangkau anak ketika berbelanja. Hanya dibutuhkan satu detik untuk dia jatuh dari kereta belanja atau terjungkal saat Anda membalikkan badan.

Lift


Hampir 2 ribu anak terluka karena lift setiap tahun, umumnya ketika tangan atau kaki mereka terjepit di pintu. “Kebanyakan pintu lift akan terbuka jika sensor mendeteksi sesuatu yang menghalangi, tapi tangan atau jari anak bisa tidak dikenali karena terlalu kecil,” kata Dr. Sheehan.
Strategi keamanan:

* Jangan coba menghentikan pintu lift yang akan menutup dengan tangan, kaki, tas, atau stroller. Meski kebanyakan lift dilengkapi fitur pengaman dan dijaga dengan baik, mata fotoelektrik di dalam lift bisa saja tidak berfungsi menyebabkan pintu tetap menutup walau sesuatu menghalanginya.

* Waspadai celah. Pastikan lift sejajar dengan lantai sebelum Anda keluar. Anak Anda bisa tergelincir atau kakinya tersangkut di celah.

* Jika memungkinkan, berdirilah di belakang. Jangan pernah membiarkan anak menyentuh atau bersandar pada pintu lift karena di sinilah paling sering terjadi kecelakaan.

Bunker Anti Bom Terkuat di Dunia yang untuk Dijual

Khawatir akan perang nuklir? Bila ya, mungkin Anda dapat membeli bunker Anti Bom terkuat dunia. Mike Thomas, pria asal Inggris, kini sedang mencari pembeli potensial.

Pria yang sempat takut dengan serangan nuklir pada Perang Dingin ini, berencana menjual rumah beserta tempat perlindungan bawah tanah miliknya seharga 350 ribu poundsterling (Rp 4,9 miliar). Bunker tersebut mampu menahan serangan nuklir berkekuatan satu megaton yang setara dengan 80 kali bom Hiroshima. Mike Thomas, 56 tahun, membangun tempat perlindungan bawah tanah sedalam 20 kaki di bawah ruang makan rumahnya pada 1985, saat kondisi memanas antara Rusia dan pemerintah Barat.

Bunker berukuran 300 meter kubik dengan dinding setebal 32 inci ini, juga mampu menyimpan makanan dan minuman hingga satu bulan.

"Siapa yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan? Tidak mengagetkan bila serangan nuklir dari teroris terjadi 15 tahun mendatang," ujar Thomas.

Pria yang bekerja sebagai teknisi mesin ini begitu terobsesi dengan serangan nuklir, saat ia menjabat sebagai anggota Royal Observer Corps dan mendedikasikan bunker tersebut bagi keluarganya.

Tempat rahasia itu dibuat dalam kurun waktu enam bulan di rumahnya di Lydenford, Inggris, dengan biaya sekitar 45 ribu poundsterling (Rp 630 juta) saat itu.

Bunker Anti Bom ini menyediakan pintu raksasa sekaligus lorong cadangan jika pintu utama tidak bisa dibuka akibat ledakan. Untuk pembangkit sumber daya, Ia menggunakan generator diesel serta beberapa baterai.

Selain itu, ada enam tempat tidur, tempat air 1.400 liter, kamar mandi dan jaringan telepon. Bunker tersebut memiliki sistem pengaturan udara yang dibuat di Swiss. Serta menggunakan karpet dan lapisan dinding yang tahan dengan suhu hingga 12 derajat Celcius.

Agar tidak bosan, Thomas menambahkan televisi dan pemutar DVD di ruang tengah. Thomas berniat menjual rumah beserta bunker ini karena ia tidak lagi percaya serangan nuklir. Berminat?